Isu Resesi Menghantui, Jangan Khawatir Asalkan Bijak Mengelola Keuangan Keluarga, Ikuti Tips-nya dengan Baik

bijak-mengelola-keuangan
Bijak mengeloka keuangan (https://unsplash.com/@travisessinger)

 

Akhir tahun 2022, berdasarkan pantauan mncduit.co.id isu resesi santer terdengar sempat membuat panik masyarakat sehingga perlu sekali persiapan dalam menghadapi tahun 2023, salah satunya dengan bijak mengelola keuangan.

Setelah masa pandemi Covid-19 selama kurang lebih 2 tahun yang membuat perekonomian masyarakat lemah, sepertinya masyarakat sudah mulai terlatih untuk mengelola keuangan.

Apalagi selama masa pandemi, banyak sektor ekonomi yang lumpuh akibat kebijakan untuk membatasi kegiatan di luar rumah sebagai upaya pencegahan penyebaran virus.

Mau tidak mau, masa pandemi yang cukup panjang tersebut sudah menggoyahkan perekonomian, bahkan banyak PHK terjadi karena pandemi.

Dampak yang paling dirasakan karena pandemi adalah melemahnya daya beli masyarakat dikarenakan sulitnya untuk mendapatkan uang.

Pandemi memang telah berakhir, namun bayang-bayang resesi ekonomi masih menghantui apalagi ditambah dengan peperangan Ukraina-Rusia yang ternyata cukup mengguncang perekonomian dunia.

Selain itu, Presiden Joko Widodo pun ikut menanggapi ramalan IMF yang menyebutkan bahwa pada 2023 sepertiga negara di dunia akan mengalami resesi.

Presiden menyebutkan bahwa kita semua sebaiknya waspada dengan kondisi ekonomi saat ini, jangan sampai melakukan kekeliruan besar.

Bijak Mengelola Keuangan Keluarga

Keluarga merupakan pondasi dasar sebuah negara, jika ketahanan keuangan keluarga terjaga maka ketahanan keuangan negara pun bisa stabil.

Oleh karenanya, semua bisa dimulai dari bagaimana cara bijak kelola keuangan keluarga, sebagai unit terkecil dalam sebuah negara.

Apa saja yang bisa dilakukan agar keluarga bisa bijak kelola keuangan?

Dalam channel Youtube Tonny Hermawan Adikarjo tentang 9 Kesalahan Orang Mengelola Keuangan, ada beberapa poin penting yang bisa diambil sebagai cara bijak kelola keuangan, yaitu diantaranya.

1. Membuat Anggaran Bulanan

Pembuatan anggaran bulanan sering dilakukan oleh perusahaan atau bahkan negara yang berfungsi untuk membuat perencanaan pengeluaran bulanan.

Akan tetapi, orang seringkali menganggap membuat anggaran bulanan hanya dilakukan oleh sebuah instansi seperti perusahaan atau lembaga resmi pemerintahan.

Padahal dalam uni kecil seperti keluarga pun sangat penting untuk membuat anggaran bulanan sebagai salah satu upaya untuk bijak mengelola keuangan.

Manfaat dari membuat anggaran belanja adalah kita jadi tahu rencana pembelanjaan keluarga setiap bulannya sehingga menghindarkan untuk membuat pengeluaran yang tidak perlu.

Keluarga bisa berpatok pada anggaran belanja saat akan melakukan pembelanjaan tertentu, jika tidak ada dalam catatan anggaran belanja, pembelanjaan yang dilakukan bisa dihentikan.

Kita tidak akan mudah tergoda dengan diskon yang ditawarkan marketplace seperti promo tanggal cantik dan promo lainnya jika barang yang diskon tersebut tidak ada dalam anggaran belanja.

Namun, jika kita bisa membeli barang yang sudah dianggarkan dalam anggaran belanja dengan harga promo kenapa tidak?

Oleh karenanya, walaupun itu skalanya keluarga, tetap mesti jeli dalam melakukan pembelajaan dan tetap berpatok pada anggaran belanja bulanan agar tidak melakukan pengeluaran yang tidak perpu.

2. Mencatat Pengeluaran Bulanan

Selain membuat anggaran belanja bulanan, sangat penting dilakukan mencatat pengeluaran bulanan sebagai cara bijak mengelola keuangan keluarga.

Jika anggaran belanja bulanan merupakan langkah perencanaan dalam melakukan pembelanjaan bulanan, maka mencatat pengeluaran bulanan sebagai upaya kita untuk memiliki kesadaran dalam mengelola uang.

Seringkali kita tidak sadar uang penghasilan kita habis untuk dibelanjakan apa saja sehingga kita bingung sendiri dengan kondisi keuangan kita.

Tanpa kita sadar kebiasaan minum kopi di café saat menunggu anak sekolah merupakan pengeluaran yang tidak perlu yang bisa dihindarkan.

Jika kita mencatat pengeluaran bulanan, kita jadi tahu uang kita habis ke mana dan dipakai untuk apa.

Dengan mencatat pengeluaran bulanan, kita bisa membuat anggaran bulanan yang tepat, misalnya jika kita tahu bahwa uang kita habis untuk minum kopi di café, kita bisa membuat anggaran belanja untuk hal itu namun dibatasi dari sebelumnya yang setiap hari jadi seminggu  kali.

Dengan adanya pencatatan pengeluaran keuangan, kita bisa mengontrol pengeluaran bulanan sehingga bisa lebih bijak mengelola keuangan.

Kita pun bisa mengalokasikan dana tersebut dalam anggaran belanja bulanan untuk keperluan yang lebih penting.

Bukan sekadar keinginan untuk memiliki gaya hidup tertentu yang diidam-idamkan, melainkan melakukan pengelolaan keuangan yang tepat.

3. Bisa Membedakan Antara Kebutuhan dan Keinginan

Menurut Tonny Hermawan Adikarjo dalam channel Youtube yang berjudul 5 Pos Keuangan Agar Bisa Kaya dan Makmur, seringkali orang tidak bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan.

Kebutuhan atau needs merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti kebutuhan membeli sandang dan pangan.

Setiap orang memiliki standar kebutuhan yang berbeda, disesuaikan dengan jumlah uang yang dihasilkan.

Orang yang memiliki gaji 5 juta tentunya memiliki kebutuhan yang berbeda dengan orang yang memiliki gaji 50 juta.

Misalnya saja, orang yang gajinya 5 juta memiliki gadget yang standar untuk kebutuhannya namun orang yang gaji 50 juta membutuhkan gadget spek tinggi untuk membantunya dalam menghasilkan uang.

Akan berbeda hasilnya jika orang yang memiliki gaji 5 juta tapi membeli gadget spek tinggi karena keinginan untuk memiliki gaya hidup tertentu.

Makan pun tidak selalu sebuah kebutuhan jika makan di sebuah restoran mewah yang tidak sesuai dengan budget kita.

Makan memang untuk memenuhi kebutuhan tubuh agar bisa memiliki tenaga untuk menjalani hidup, namun akan berbeda ceritanya jika makan di restoran mewah hanya untuk memenuhi keinginan bergaya hidup kelas atas.

Makan di rumah merupakan kebutuhan tapi makan di tempat mewah dengan menu-menu yang sedang viral bisa jadi merupakan keinginan.

Sementara itu, keinginan adalah biaya untuk memenuhi keinginan kita, keinginan itu sifatnya tidak mendesak seperti membeli gadget, rekreasi, makan di tempat mewah, minum kopi di kafe, membeli mobil mewah, dan lain-lain.

4. Tidak Menuruti Gaya Hidup

Saat ini, media sosial sangat berpengaruh dalam kehidupan kita sehari-hari, bahkan kadang hidup kita dipengaruhi oleh media sosial.

Media sosial sangat berkorelasi dengan gaya hidup seseorang, terkadang orang memamerkan gaya hidupnya di media sosial untuk mendapatkan like dari followersnya.

Padahal, gaya hidup yang dipamerkan itu sebenarnya sebuah kamuflase yang belum tentu sesuai dengan kenyataan.

Namun, jika terus-menerus melakukan gaya hidup tinggi karena tuntutan untuk eksis di media sosial, hal tersebut bisa membuat kehancuran.

Oleh karenanya, salah satu cara untuk bijak mengelola keuangan adalah tidak mengikuti gaya hidup yang tidak sesuai dengan penghasilan yang dimiliki.

5. Membuat Pos Keuangan

Dikutip dari channel Youtube Tonny Hermawan Adikarjo, ada 5 pos keuangan yang wajib kita ketahui agar bisa hidup dengan makmur, di antaranya yaitu pos needs/kebutuhan, pos wants/keinginan, pos debts/ utang, pos saving/tabungan, dan pos investasi.

Kenapa pos keinginan ada? Karena kita tetap sebaiknya mengapresiasi keinginan kita sebagai bentuk rasa terima kasih pada diri kita yang sudah berjuang.

Dengan membuat pos keinginan, kita bisa memenuhi keinginan kita yang selama ini dipendam dengan lebih terencana, dan tidak membabi buta.

Nah itu tadi cara bijak kelola keuangan keluarga saat menghadapi masa resesi yang membayangi, bagaimana sudah siap menghadapi resesi?

You might also like