6 Perbedaan Saham Syariah dan Konvensional Dalam Aktivitas Ekonomi

foto by akseleran

Saham telah menjadi investasi yang banyak diminati orang dan di dalamnya ada saham syariah dan konvensional. Perbedaan saham syariah dan konvensional ini bisa dilihat dari berbagai aspek ekonomi. 

Dalam aktivitasnya, kedua saham ini sama-sama diawasi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Hanya saja di saham syariah itu ada Dewan Syariah Nasional MUI sebagai lembaga tambahan dalam menetapkan keputusan. 

Selain itu masih ada juga beberapa perbedaan mendasar lain diantara kedua saham tersebut. Artikel ini akan membahas secara detail terkait apa saja perbedaan diantara kedua saham tersebut. 

Mengenal Saham Syariah

Sebelum membahas tentang perbedaan saham syariah dan konvensional maka pahami dulu berbagai hal terkait saham tersebut. Sekilas kedua saham ini sama namun yang membedakan ada pada prinsip-prinsipnya. 

Di saham syariah ini semua prinsip yang dijalankan harus sesuai dengan syariah islam. Lalu pada saham syariah ini juga ada ketentuan yang sifatnya tertulis tentang perusahaan publik dan emiten. 

Dalam ketentuan itu ditulis bahwa perusahaan yang ada tidak boleh bertentangan dengan aturan dalam syariah. Bentuk ketentuan lainnya juga ada pada rasio keuangan perusahaan. 

Dalam ketentuannya disebutkan jika total utang tidak boleh lebih dari ekuitas. Jika hal ini dipatuhi maka saham pada perusahaan tersebut bisa disebut saham syariah. 

baca juga: Contoh Surat Perjanjian Investasi, Panduan Lengkap dan Contoh Surat Perjanjian Investasi yang Efektif

Perbedaan Saham Syariah dan Konvensional yang Belum Banyak Diketahui

Ada beberapa perbedaan yang ada di kedua jenis saham tersebut dan berikut ulasan selengkapnya:

Bisnis Emiten

Saham syariah ini memiliki ruang lingkup emiten dimana harus sesuai dengan prinsip syariah islam. Misalnya perusahaan tersebut harus memproduksi atau menjual produk yang halal. 

Selain itu ada juga emiten bahwa setiap usahanya harus bersih dari hukum riba. Lalu dalam saham ini juga ada prinsip sewa, bagi hasil dan jual beli pada perusahaannya. 

Sedangkan di saham konvensional itu lebih banyak bergerak di usaha yang moderat dan umum. Sehingga setiap emiten di dalamnya tidak harus sesuai prinsip syariat islam atau sahamnya tidak ada batasan hala dan haram. 

Salah satu dari saham konvensional ini seperti perusahaan rokok dan perbankan nasional. Semua saham tersebut didalamnya ada yang halal dan ada juga yang produksinya haram. 

Mekanisme Transaksi

Bentuk perbedaan saham syariah dan konvensional lainnya ada pada mekanisme transaksinya. Untuk saham syariah dari sisi transaksinya memang lebih menerapkan konsep kehati-hatian. 

Hal ini dilakukan karena setiap transaksi harus sesuai prinsip syariah dan tidak mengandung hal yang diharamkan. Misalnya transaksinya itu tidak manipulasi, spekulasi, riba maisir dan yang lainnya. 

Sedangkan di saham konvensional tidak ada proses kehati-hatian dalam melakukan transaksi. Selama proses tersebut menguntungkan maka tetap saja dijalankan di saham konvensional ini. 

Kepemilikan Aset

Bentuk perbedaan saham syariah dan konvensional juga ada pada kepemilikan aset. Jika dalam saham syariah emiten yang dimiliki harus punya rasio keuangan sesuai ketentuan syariah. 

Rasio tersebut meliputi total utang perusahaan harus lebih kecil daripada total aset yang dimiliki perusahaan. Dengan demikian pada saham syariah ini total hutang maksimal yang berbasis bunga tidak boleh lebih dari 45%. 

Namun pada saham konvensional aturannya tidaklah demikian dan lebih bebas dari saham syariah. Sebab pada saham ini perusahaan diberikan keleluasaan dalam memiliki utang berbasis bunga dan nilainya boleh lebih besar dari total aset. 

Orientasi Keuangan

Salah satu perbedaan saham syariah dan konvensional juga ada pada orientasi keuangan. Dalam saham syariah pendapatan non halal tidak boleh melebihi pendapatan hasil usaha. Bentuk dari pendapatan non halal itu seperti bunga atau hasil tidak halal lainnya. 

Jadi pendapatan bunga tersebut tidak boleh lebih besar dari 10% pendapatan secara keseluruhan. Ketentuan ini dibuat karena di saham syariah orientasi keuntungannya bukan hanya dunia tetapi juga akhirat. 

Namun di saham konvensional malah sebaliknya dimana perusahaan boleh mendapatkan pendapatan apapun. Jadi ketika pendapatan non halal itu lebih besar dari pendapatan hasil usaha itu diperbolehkan. 

Hubungan dengan Nasabah

Perbedaan saham syariah dan konvensional lainnya bisa dilihat dari hubungan dengan nasabah. Dalam saham syariah hubungan antara perusahaan dengan investor ini menerapkan sistem kemitraan. Selain itu proses hubungan tersebut diawasi langsung oleh dewan pengawas syariah. 

Semantara di saham konvensional tidaka da dewan syariah yang mengawasi setiap kegiatannya. Lalu bentuk hubungannya hanya sebatas kreditur dan debitur dalam menjalankan setiap usahanya. 

Mana yang Lebih Baik Antara Saham Syariah dan Konvensional?

Dari penjelasan perbedaan saham syariah dan konvensional tentunya perlu ada opsi untuk memilih. Sekilas kedua saham ini pada dasarnya sama yaitu termasuk instrumen investasi yang menguntungkan. Sehingga dengan memilih saham ini bisa mendatangkan imbal hasil sesuai harapannya. 

Bukan hanya itu keduanya juga punya resiko sewaktu-waktu melakukan transaksi jual beli saham. Artinya ketika memilih saham apapun dan nilainya turun maka nilai keuangan kamu akan turun

Dengan demikian dalam melakukan aktivitas jual beli ini hal yang diprioritaskan adalah bagaimana menerapkan strategi yang tepat. Dengan seperti ini maka kamu bisa memperoleh hasil sesuai harapan. Dengan demikian dalam memilih saham konvensional atau saham syariah ini tidak bisa dipastikan karena tergantung aktivitas pasar modal. 

Tips Berinvestasi di Saham

Jika kamu memang sudah memutuskan terkait saham mana yang mau dipilih maka tinggal ikuti saja tips berikut:

Tentukan Jangka Waktunya

Dari perbedaan saham syariah dan konvensional itu kamu tentu sudah bisa memilih terkait mana yang akan dipilih. Maka dari itu di proses selanjutnya tinggal tentukan saja jangka waktunya. 

Bagi kamu yang ingin berinvestasi untuk masa depan atau masa tua maka bisa memilih jangka panjang. Namun bagi kamu yang ingin dijadikan sebagai keuntungan 1 bulan, 3 bulan maka bisa memilih jangka pendek. 

Pelajari Analisis Saham

Mengingat saham termasuk investasi yang perubahan harganya cepat maka kamu perlu mempelajari analisisnya terlebih dahulu. Untuk mempelajari ini butuh waktu karena ada banyak teknik analisis yang perlu diketahui. 

Namun dalam proses ini bisa memudahkan kamu dalam memilih emiten saham mana yang terbaik. Setelah itu kamu bisa langsung berinvestasi dan terus membaca portofolio yang ada. Kamu bisa mempelajari bagian tersebut untuk bisa mendapatkan keuntungan maksimal. 

baca juga: 6 Cara Mengelola Uang Arisan Jitu Untuk Ibu Rumah Tangga, No. 5 Wajib Dilakukan Biar Untung Nggak Jadi Buntung

Memilih Perusahaan Sekuritas

Hal penting lainnya bisa dengan memilih perusahaan sekuritas untuk berinvestasi saham. Hal ini penting karena umumnya perusahaan tersebut memilih besaran fee jual dan beli yang berbeda-beda. 

Maka dari itu sebagai pemula, kamu perlu memilih sekuritas dengan fee yang rendah. Dengan cara ini maka kamu bisa lebih menghemat biaya yang perlu dikeluarkan ketika membeli saham. 

Jadi perbedaan saham syariah dan konvensional ini ada beberapa faktor. Misalnya mekanisme transaksi, orientasi keuangan, hubungan nasabah, kepemilikan dan yang lainnya. 

Dari perbedaan ini tentu kamu bisa menganalisa terkait saham mana yang layak dipilih. Setelah itu kamu tinggal pelajari terkait bagaimana cara berinvestasi di saham dengan tepat. 

You might also like