Perlu Anda Ketahui yang Berkecimpung di Dunia Saham! Fomo Saham adalah….

sumber : blog hsb investasi

Dalam dunia investasi, keputusan rasional seringkali terjebak dalam labirin emosi manusia. Salah satu fenomena yang menggambarkan ini dengan jelas adalah FOMO Saham, atau rasa takut ketinggalan dalam investasi saham. Fenomena ini muncul ketika investor merasa tertekan untuk membeli atau menjual saham tertentu karena takut melewatkan peluang keuntungan besar atau menghindari potensi kerugian.

Artikel ini akan mengupas lebih dalam tentang dampak psikologi di balik FOMO Saham, menggali alasan mengapa investor sering kali terjebak dalam pola pikir ini, serta memberikan wawasan tentang bagaimana mengatasi dorongan emosional ini dalam pengambilan keputusan investasi yang bijak.

Apa Itu Fomo Saham?

FOMO Saham, singkatan dari “Fear of Missing Out” Saham, merujuk pada fomo saham adalah kecenderungan investor untuk mengambil keputusan investasi berdasarkan perasaan takut ketinggalan peluang, daripada analisis yang rasional. Dalam konteks ini, investor merasa terdorong untuk membeli atau menjual saham tertentu karena khawatir akan melewatkan peluang keuntungan besar atau merasa tertekan oleh ketakutan melihat orang lain mendapatkan hasil investasi yang menggiurkan.

FOMO Saham seringkali dipicu oleh tren pasar yang cepat berubah atau lonjakan harga yang signifikan, yang dapat mengaburkan pertimbangan objektif dan mengarah pada keputusan investasi yang tidak seimbang. Hal ini menggarisbawahi pentingnya menjaga emosi tetap terkendali dalam menghadapi fluktuasi pasar dan mengambil keputusan investasi yang lebih berdasarkan analisis mendalam daripada dorongan emosional.

Memahami FOMO

FOMO Saham merupakan fenomena yang muncul akibat kombinasi dari faktor psikologis yang kuat, yang dapat mempengaruhi keputusan investasi seseorang. Dalam konteks ini, FOMO Saham adalah rasa takut ketinggalan dalam investasi saham yang seringkali dipicu oleh dua aspek psikologis utama.

1.    Kebutuhan akan Validasi Sosial

FOMO Saham adalah hasil dari kebutuhan manusia akan validasi sosial dan ketakutan untuk berada di luar dari apa yang orang lain lakukan. Individu cenderung merasa terdorong untuk mengikuti tindakan yang mereka lihat dilakukan oleh orang lain, termasuk dalam konteks investasi saham. Mereka mungkin melihat teman, kolega, atau bahkan selebriti mendapatkan keuntungan besar dari investasi tertentu, dan merasa tidak ingin ketinggalan potensi keuntungan tersebut.

2.    Respons Emosional terhadap Potensi Keuntungan

FOMO Saham juga timbul dari respons emosional yang kuat terhadap potensi keuntungan yang besar. Ketika investor melihat lonjakan harga yang cepat atau tren saham yang sedang naik daun, mereka dapat merasakan kecemasan akan melewatkan peluang besar untuk mendapatkan laba yang signifikan.

Emosi seperti kegembiraan dan harapan untuk mengambil bagian dalam kenaikan nilai saham tersebut dapat mengatasi pertimbangan rasional. Dalam situasi ini, “FOMO Saham adalah” dorongan yang mengaburkan kebijaksanaan investasi, karena emosi lebih mendominasi daripada analisis faktual.

Baca Juga : Yuk, Kenali Badan Usaha yang Modalnya Berupa Saham disebut…

Tanda dan Gejala FOMO

FOMO Saham merupakan fenomena yang dapat diidentifikasi melalui serangkaian tanda dan gejala khas yang muncul pada perilaku investor. Pengenalan terhadap ciri-ciri ini adalah penting dalam upaya untuk menghindari dampak negatif dari dorongan emosional yang kuat dalam investasi.

1.    Pembelian/Penjualan Impulsif

Salah satu tanda utama dari FOMO Saham merupakankecenderungan untuk melakukan pembelian atau penjualan saham secara impulsif. Investor yang terpengaruh oleh FOMO Saham mungkin merasa terburu-buru untuk terlibat dalam pergerakan pasar yang sedang tren tanpa melakukan analisis yang memadai. Ini bisa menyebabkan pembelian saham pada harga yang terlalu tinggi atau menjualnya terlalu cepat tanpa pertimbangan yang matang.

2.    Kurangnya Riset yang Mendalam

FOMO Saham seringkali mengakibatkan kurangnya riset yang mendalam sebelum mengambil keputusan investasi. Investor yang terjebak dalam dorongan emosional ini mungkin melompat ke dalam pasar berdasarkan informasi yang dangkal atau tanpa memeriksa dengan seksama faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja saham. Mereka mungkin mengabaikan data fundamental dan analisis teknis yang seharusnya menjadi dasar keputusan investasi.

3.    Mengikuti Kerumunan

FOMO Saham adalah alasan mengapa banyak investor cenderung mengikuti kerumunan atau mengikuti tren yang sedang populer. Mereka merasa tekanan untuk melakukan apa yang orang lain lakukan, terutama ketika melihat orang lain meraih keuntungan besar. Mengikuti kerumunan ini dapat menyebabkan investor melewatkan kesempatan untuk mengembangkan strategi investasi yang lebih personal dan sesuai dengan tujuan mereka.

4.    Mengabaikan Dasar-Dasar

Tanda lain dari FOMO Saham merupakan ketidakpedulian terhadap dasar-dasar investasi. Investor yang terpengaruh oleh FOMO Saham mungkin lebih fokus pada potensi lonjakan harga daripada pada kondisi perusahaan yang mendasari. Mereka dapat mengabaikan kesehatan keuangan, prospek pertumbuhan, dan faktor-faktor lain yang seharusnya mempengaruhi keputusan investasi.

Baca Juga : Usaha Bersama yang Modalnya Berupa Kumpulan Saham Adalah Kerjasama Bisnis yang Jitu untuk Pebisnis

Akibat FOMO dalam Perdagangan Saham

FOMO Saham adalah kecenderungan yang dapat membawa dampak negatif yang signifikan pada keputusan investasi seseorang. Dorongan untuk tidak ketinggalan peluang seringkali mengarah pada beberapa konsekuensi yang perlu diperhatikan.

1.    Membeli pada Harga yang Terlalu Tinggi

Dalam suasana FOMO Saham, investor mungkin cenderung membeli saham pada harga yang jauh lebih tinggi dari nilai sebenarnya. Dorongan untuk segera terlibat dalam tren kenaikan harga dapat menyebabkan investor memasuki pasar pada puncak tren, dengan harga yang sudah jauh melampaui nilai intrinsik saham. FOMO Saham adalah faktor pendorong di balik keputusan impulsif ini, yang akhirnya dapat berujung pada kerugian finansial.

2.    Menjual Terlalu Cepat

Sebaliknya, FOMO Saham juga dapat mendorong investor untuk menjual saham mereka terlalu cepat, bahkan sebelum mereka mencapai potensi puncak nilai. Ketika harga saham mulai merosot, kecemasan akan melewatkan peluang keuntungan lebih lanjut bisa membuat investor panik dan menjual saham mereka dengan cepat. Akibatnya, mereka mungkin melewatkan tren jangka panjang yang sebenarnya lebih menguntungkan.

3.    Tingkat Stres dan Kecemasan yang Meningkat

FOMO Saham adalah penyebab peningkatan tingkat stres dan kecemasan bagi investor. Tekanan untuk berpartisipasi dalam tren pasar yang sedang naik daun atau untuk segera mengambil tindakan dapat merusak kesejahteraan mental investor. Perasaan cemas yang terus-menerus dapat mengganggu kemampuan mereka untuk membuat keputusan investasi yang cerdas dan berdasarkan analisis objektif.

Baca Juga : Rekor Kenaikan Para Pemenang! Kenali Top Gainer Saham Hari Ini yang Dominasi Pasar Saham

4.    Pengikisan Tujuan Investasi Jangka Panjang

FOMO Saham dapat mengganggu rencana investasi jangka panjang. Ketika investor terjebak dalam perasaan takut ketinggalan, mereka mungkin cenderung beralih dari strategi jangka panjang yang telah mereka susun sebelumnya. Ini dapat mengganggu tujuan investasi mereka yang lebih besar dan menghambat pertumbuhan portofolio dalam jangka waktu yang lebih lama.

Oleh karena itu, FOMO Saham adalah cerminan kuatnya pengaruh emosi dalam dunia investasi. Kecenderungan untuk terjebak dalam rasa takut ketinggalan dapat mengarah pada keputusan impulsif, mengabaikan analisis yang mendalam, dan mengganggu tujuan investasi jangka panjang.

Mencermati dampak negatif FOMO Saham adalah langkah penting dalam mengembangkan pendekatan investasi yang bijak dan seimbang. Dengan memahami peran emosi dalam pengambilan keputusan investasi, investor dapat melindungi portofolio mereka dari gejolak pasar dan mengarahkan langkah mereka menuju pertumbuhan finansial yang berkelanjutan.

You might also like